Saturday, September 17, 2005

Menghargai Apa Yang Kita Punyai

seharusnya judulnya: menghargai yang kita punyai, di luar dan di dalam.
entah kenapa, pacu dan kecepatan kehidupan di zaman modern ini membuat orang memfokuskan diri pada apa yang belum mereka miliki dan apa yang belum mereka capai, sehingga seringkali orang lupa untuk melihat ke belakang dan benar-benar menghargai apa yang sudah dicapai atau didapat. mungkin para pembaca sudah cukup tahu, bahwa apa yang biasanya kita dapat tidak akan seratus persen seperti yang kita mau, namun biasanya membawa serombongan berkah yang mungkin tak terasa pada awalnya (dan, mungkin, beserta dengan masalah-masalah yang terkait). aku tidak ingin sok berpetuah dan mengatakan bahwa kita harus mensyukuri apa yang kita punyai karena banyak orang tidak memiliki yang kita punyai, tapi aku ingin melihatnya dari sisi lain: berilah sedikit penghargaan pada diri kita. apa yang kita pegang dalam lingkungan duniawi kita, apa yang kita bawa dalam otak, dan apa yang kita bawa dalam hati adalah pencapaian, adalah sebuah berkah yang perlu disyukuri dan diendapkan benar-benar. kebaikan dan kekhilafan kita termasuk pencapaian, dan termasuk yang membentuk diri kita; di sinilah maksudnya orang-orang bijak saat mereka mengatakan "jangan lupa diri". jangan terlalu sibuk mengejar yang belum menjadi bagian dari kita sehingga kita lupa apa yang sebenarnya membentuk diri kita.
apapun yang kita punyai mungkin bukan yang apa yang kita inginkan, tapi berkahnya tetap akan kita rasakan, sejauh kita ingat pada diri kita masing-masing.
apa yang aku rasakan, walaupun tidak seperti yang kuinginkan, tetap akan kuhargai.
apa yang kumiliki, walaupun tidak seperti yang kuinginkan, tetap akan kuhargai.
senyumlah pada diri anda yang di dalam, sebelum senyum ke orang lain - pelajaran terberat yang pernah aku tempuhi.

No comments:

Post a Comment