Thursday, December 15, 2005

Ikhlas

ketika aku bangun pagi, rasa hampa yang biasanya ada tertelan oleh sebuah perasaan lain; yang kemarin-kemarin aku rasakan seperti jatuh cinta, walaupun tidak jelas aku jatuh cinta pada siapa; namun pagi ini aku rasakan bahwa perasaan itu justru adalah sakit yang sudah teredam, sebuah sakit yang sudah diiringi senyum yang terlatih. Sebuah senyum yang mengikhlaskan cinta maupun mara bahaya, sehingga timbul perasaan yang tenang, dan anehnya berjalan ke arah senang juga.

aku seperti tidak tahu lagi harus berbuat apa, hanya yang terbaik, dan sisanya aku ikhlaskan dan relakan saja.

No comments:

Post a Comment