Sunday, July 19, 2009

Komentar Subyektif Tentang Serangan 17 Juli 2009

Ternyata gue nggak bisa tinggal diam. Tadinya gue nggak mau berkomentar apa-apa, hanya berduka untuk keluarga-keluarga yang terkena musibah serangan teroris di Ritz Carlton dan JW Marriot Jumat kemarin, dan menggenapkan semangat untuk tidak takut pada serangan teroris.

Tapi baru lewat 3 hari, udah makin aneh omongan orang di media.
Pertama, presscon Presiden SBY hari Jumat, yang malah membahas ada upaya menghentikan beliau dilantik. Gue masih agak bisa menerima ini sebagai upaya menggambarkan ke masyarakat Indonesia bahwa banyak orang yang berupaya mengacaukan perdamaian di Indonesia; beliau pun bilang belum tentu terkait. Namun, hal ini langsung ditanggapi tim Mega-Prabowo sebagai sesuatu yang salah, bla bla bla... sambil mereka menyatakan juga, serangan bom jangan dipolitisir. Menurut gue, ga usah komentar dulu kalo ga mau memperkeruh suasana.

Terus, media luar (dan mungkin pernyataan dari beberapa perwira) bahwa serangan-serangan tersebut terkait dengan Jemaah Islamiyah. Terlalu dini untuk menyimpulkan itu, karena bukti (paling tidak yang sudah diberitakan di media massa) belum konklusif, dan tidak ada pernyataan dari JI sendiri. Biarkan polisi bekerja. Kalau memang ternyata JI, ya kita liat buktinya saja. Kalau bukan, ya biarkan bukti yang bicara, karena orang bisa ngomong apa aja.

Lalu ada sang pakar telematika yang bilang, teroris pasti nggak pakai internet untuk melakukan serangan. Gue nggak mau komentar deh yang satu ini.

Nah sekarang, Tim Pengacara Muslim, yang entah kenapa harus menegaskan bagian 'Muslim'nya, mengeluarkan pernyataan bahwa serangan bom Kuningan tidak berkaitan dengan JI, dan meminta kepolisian tidak terburu-buru menyimpulkan bahwa serangan terkait dengan jaringan Islam tertentu.

Sekarang gue balik deh. Fakta yang sudah diberitakan adalah, walaupun modus operandi baru, cara rakitan bom identik dengan serangan-serangan lain yang sudah dibuktikan terkait dengan JI. Nggak berarti udah pasti JI sih, tapi belum tentu juga bukan JI. Mentang-mentang namanya 'Jemaah Islamiyah' (yang menurut gue, nama itu adalah rekaan media Barat) jadi harus dibela sama TPM. Kalau JI memang ada, harus dibela? Karena mereka bunuh orang atas nama Islam, harus dibela? Islam itu kuat kok, dan Islam itu suci. Nggak berarti orang Islam itu pasti nggak salah kan. TPM bilang jangan berspekulasi, tapi bilang juga bahwa tidak terkait JI. Ah, gimana sih.

Kita perlu memberi ruang dan waktu untuk membiarkan para aparat menyelesaikan penyelidikan, dan tugas kita sebagai warga negara adalah terus membangun Indonesia. Indonesia akan maju bukan karena pemerintahannya saja, tapi karena rakyatnya juga. Rakyatnya yang bersatu demi bangsanya. Kayaknya udah nggak jamannya lagi kita terlalu membedakan antara suku, agama, ras dan... satu lagi apa sih... ya itu deh.

Indonesiaunite!

3 comments:

  1. Tadinya nggak mau komentar juga. Tapi lama2 merasa perlu menyatakan sikap juga. Tapi udah ditulis semua di atas. Jadi, makasih udah menuliskan apa yang mau aku tuliskan.

    ReplyDelete
  2. thanks. tapi mending tulis juga yang pengen tulis, biar lebih rame ;) #indonesiaunite

    ReplyDelete
  3. ini gue juga tulis, Yo. Rame, rame daah.....

    http://blog-dhut.blogspot.com/2009/07/its-birdits-planeno-its-another-bloody.html

    ReplyDelete