Thursday, September 29, 2005
besok adalah hari baru yang dimulai pagi sekali
aku ingin banyak berpikir.
aku ingin menetapkan hati.
aku ingin pulang disambut sebuah senyuman
If I Can Say So Myself
we can never be better, we can only try
and be better because we try, not because we are
So... do your best... try to be the best.. but never settle for being the best.
I think I don't understand that one either...
Monday, September 26, 2005
Untitled
aku dihadapkan pada sebuah keputusan sulit; kedua pilihan dari keputusan ini akan tetap sulit, tetap akan berat... dan sepertinya tetap akan ada pihak yang dirugikan. saya bingung.
saking bingungnya kepalaku sakit....
tapi... bolehlah saya pulang sebentar lagi, untuk melupakan sejenak? untuk melupakan menit tersebut? karena pekerjaanku bukan hidupku.
Bigger Than My Body
This is an IOU
I'm stranded behind a horizon line
Tied up in something true
Yes, I'm grounded
Got my wings clipped
I'm surrounded (by)
All this pavement
Guess I'll circle
While I'm waiting
For my fuse to dry
Someday I'll fly
Someday I'll soar
Someday I'll be so damn much more
Cause I'm bigger than my body gives me credit for
Why is it not my time?
What is there more to learn?
Shed this skin I've been tripping in
Never to quite return
Yes, I'm grounded
Got my wings clipped
I'm surrounded (by)
All this pavement
Guess I'll circle
While I'm waiting
For my fuse to dry
Someday I'll fly
Someday I'll soar
Someday I'll be so damn much more
Cause I'm bigger than my body gives me credit for
Cause I'm bigger than my body now
Maybe I'll tangle in the power lines
And it might be over in a second's time
But I'll gladly go down in a flame
If the flame's what it takes to remember my name
Yes, I'm grounded
Got my wings clipped
I'm surrounded (by)
All this pavement
Guess I'll circle
While I'm waiting
For my fuse to dry
For my fuse to dry
Someday I'll fly
Someday I'll soar
Someday I'll be so damn much more
Cause I'm bigger than my body
I'm bigger than my body
I'm bigger than my body now
[as sung by John Mayer... I may be big already, but I can be bigger inside]
Friday, September 23, 2005
Life In The Pathways Leading To... Somewhere
Oh dear, I do not know what to write. I must be happy, then. But happy about what?
I still am not sure...
Thursday, September 22, 2005
gedung metropole!
gedungnya sendiri merupakan peninggalan arsitektur Belanda era art deco, sehingga kalaupun orang tidak tahu namanya, orang jakarta pasti tahu gedung ini yang mana. sayangnya gedung ini kurang terawat, sehingga tidak menyiarkan cahaya yang mungkin dia sandang sebelumnya.
aku sekarang jadi ingin mencari tempat tinggal dekat daerah sini... ada yang punya usulan?
Tuesday, September 20, 2005
Berita Hari Ini
akhirnya, sore hari ini aku berseteru dengan dua orang yang bisa dibilang terdekat dengan aku, tapi masih seputar pekerjaan. cukup pelik dan rumit.... untungnya solusinya cukup memuaskan hingga tidak memerlukan kondisi yang ekstrim. pas membaca blog ini lagi, lagi-lagi aku berpikir tentang sebuah hari... mungkin bahkan, sekumpulan jam, yang entah kenapa masih terasa indah. hanya dengan tawa hari itu, dan tawa hari ini setelah berbicara dengan beberapa teman, resahku sedikit menghilang.
ada seseorang yang ingin kutemui saat ini.
Monday, September 19, 2005
Tanpa Komentar Banyak
mungkin aku perlu pulang sekarang.
Sunday, September 18, 2005
Gelas
Saturday, September 17, 2005
Menghargai Apa Yang Kita Punyai
entah kenapa, pacu dan kecepatan kehidupan di zaman modern ini membuat orang memfokuskan diri pada apa yang belum mereka miliki dan apa yang belum mereka capai, sehingga seringkali orang lupa untuk melihat ke belakang dan benar-benar menghargai apa yang sudah dicapai atau didapat. mungkin para pembaca sudah cukup tahu, bahwa apa yang biasanya kita dapat tidak akan seratus persen seperti yang kita mau, namun biasanya membawa serombongan berkah yang mungkin tak terasa pada awalnya (dan, mungkin, beserta dengan masalah-masalah yang terkait). aku tidak ingin sok berpetuah dan mengatakan bahwa kita harus mensyukuri apa yang kita punyai karena banyak orang tidak memiliki yang kita punyai, tapi aku ingin melihatnya dari sisi lain: berilah sedikit penghargaan pada diri kita. apa yang kita pegang dalam lingkungan duniawi kita, apa yang kita bawa dalam otak, dan apa yang kita bawa dalam hati adalah pencapaian, adalah sebuah berkah yang perlu disyukuri dan diendapkan benar-benar. kebaikan dan kekhilafan kita termasuk pencapaian, dan termasuk yang membentuk diri kita; di sinilah maksudnya orang-orang bijak saat mereka mengatakan "jangan lupa diri". jangan terlalu sibuk mengejar yang belum menjadi bagian dari kita sehingga kita lupa apa yang sebenarnya membentuk diri kita.
apapun yang kita punyai mungkin bukan yang apa yang kita inginkan, tapi berkahnya tetap akan kita rasakan, sejauh kita ingat pada diri kita masing-masing.
apa yang aku rasakan, walaupun tidak seperti yang kuinginkan, tetap akan kuhargai.
apa yang kumiliki, walaupun tidak seperti yang kuinginkan, tetap akan kuhargai.
senyumlah pada diri anda yang di dalam, sebelum senyum ke orang lain - pelajaran terberat yang pernah aku tempuhi.
Friday, September 16, 2005
Masih Lho
entah bagaimana supaya cepat selesai, dan berhenti uring-uringan. aduh... bingung.
nanti saja pulangnya... sementara bangku ini masih mau menerimaku.
Thursday, September 15, 2005
My Life In One Post
20 YEARS AGO
Sydney, Australia; in a small terrace house on Hordern Street, Newtown (a suburb of Sydney). Already top of the class with spelling and language, and having my first crush, Rosemary Forsyth, red hair, freckles and all. A 6th grader who lives on my street keeps hitting my head when I pass, and only when my brother chases him off he stops. I bring snacks to school provided by Mom; who works in a textile factory to make ends meet, and Dad has his PhD to finish (he had only just started). Life is… simpler.
10 YEARS AGO
10th grade, or 1st year of high school, in Bogor, Indonesia. I went to a Catholic school reknowned for it’s quality of education; but also the amount of rich kids in it. I moved on there from the junior high in the same complex, for the reason that most of my friends continued there, and the high school also had a good extracullicular program. Lots of events, band-related stuff, and so on. I played in a band, played guitar and also sung a bit. I was still getting over my junior high school crush, Lusi; I eventually named my acoustic guitar after her. I bought my first guitar effect, the Metal Zone, with my own savings. My brother, who had not lived with our family since 1991, had already moved to Yokohama, Japan.
5 YEARS AGO
Bandung, Indonesia. It’s my 3rd year at a top technology institute there, studying product design; but I was more busy with the preparations for Pasar Seni ITB 2000, a one-day event selling… well, art (in the loosest definition possible). I helped out PR and publicity for the event, and also headed up the official souvenir shop for the event. It meant sourcing for souvenirs, and managing the store on the event. Man… it was a riot. We made more in one day than I can make in a year now. And our store was one of the smaller stores in the event… I finished building my acoustic bass guitar, which in time will become the best decision I ever made. I had been with my 2nd girlfriend for over a year, and things were good. Mom and Dad were healthy, and my brother was having the time of his life in Tokyo, Japan.
3 YEARS AGO
Bandung, Indonesia. I had just graduated, and after 2 months of panic job searching, I found a job as a webmaster with mediocre pay (it was a good salary to start on, anyway). I had to build and manage their website from scratch; which involved taking a lot of pictures of shoes. The campus offered me a position to teach and work at the research lab; I eventually declined, because I wanted to explore my other capabilities first. Too soon to settle in. My girlfriend was spending a lot of time in Jakarta, so I spent a lot of time with my best friend Sacha, whose boyfriend was already working in Jakarta. Life was good.
LAST YEAR
Jakarta, Indonesia. I have been working in Jakarta for a year, and with the same internet media company. I witnessed its triumph and eventual death, having to close it down. I broke up with my girlfriend of 5 years, and I had to look for a new job (not to mention a new girlfriend). I got a new job in a music company, and began building my life back together again, with new perspectives, piece by piece. Hard questions were asked, and hard answers with more questions came. Life was...difficult.
THIS YEAR
Jakarta, Indonesia. The job becomes exceedingly more difficult, due to corporate politicking and sidestepping; I make corporate enemies here and there. I am finally a permanent employee here, the pay is adequate, and I still manage to do some other stuff on the side. Career-wise, this year is pretty good; too bad I can’t say the same for my personal matters. After a few painful mistakes here and there, I met the person who could possibly be the love of my life; but things don’t work out… I’ll try to move on. My brother is still living in Tokyo, but is investing to buy a house in Jakarta, which the family can use. I want to buy a car but I still do not have enough money. Life is exceedingly difficult.
NEXT YEAR
Jakarta, Indonesia. Hopefully the growing pains of my division and the industry in general have subsided, and revenues grow; more business deals come. I finally have an assistant to help me, and the corporate enemies become friends again. I have resolved most of my personal issues, well, at least, learned how to work on them, and have finally found someone to help me through it. I still don’t have a car, but getting around Jakarta is easier with the new transport systems built. I have moved into a house I have rented together with a couple of other friends. Life is finally better.
10 YEARS FROM NOW
Jakarta, Indonesia. I am teaching my son how to use some computer software, but he is more interested in playing with Virtual Lego. My wife is spooning some sort of food to my baby daughter; my Dad is out in the garden as usual, and Mom is reading a book I just bought for her. We are visiting for the weekend their house in Cinere, as we already have our own place in BSD. I finally have a car, one of those big family cars; the other car, an antique Toyota, stays at home and only is used occasionally when I’m not up to my ears trying to fix or modify it. My wife takes a call from the office, grunts, and turns off her videophone. I have instructed my employees to never bother me on weekends, so they don’t. The content business is a holiday-less industry, but I let the young and more capable take care of the day-to-day operations. Both me and my wife have to work to make ends meet, but we manage.
HP Seperti Baru
aku orang baru yang mempunyai hp baru.
mungkin diriku tidak baru, tapi aku memiliki sudut pandang baru, seperti hpku yang memiliki perangkat lunak baru. mari kita coba melakukan sesuatu seperti ini di hal-hal sekitarku yang lain... mungkin akan lebih bermakna lagi.
Well, I Have Been Kinda Busy
Also... because of the inability to access the internet at home, I have not been able to make the much more, erm, generous posts I used to make, as my time at the office is usually limited, either in-between meetings in front of the computer, when I have to do actual work, and afterhours which are usually managed as quickly as possible. The faster, the sooner I can go home.
Well, anyway...
All I can say, that I am learning slowly... learning to take it all better... and be patient! Happiness comes hand in hand with pain... so, let's try to live with it, and try to be grateful of the happiness, and learn from the pain. Learning to say "I want...", "No", and "I can" with a smile are the hardest things I have to learn to do (especially the smile).
Let's start practice, then...
One note, to self: be happy.
Wednesday, September 14, 2005
Tunggu Dulu!
setelah seharian kirim-kirim email dan rapat yang cukup produktif, aku mampir di mal ambasador untuk perbaikan hpku yang p900 (dan sekarang aku terpaksa memakai hp pinjaman) dan ke layanan pelanggan starone. setelah itu, aku janji bertemu sahabatku sacha di pasaraya... kita berbicara banyak hal, dari yang keseharian sampai hal-hal mendalam. akhirnya, hasil dari pembicaraan ini, adalah: aku tidak akan beli mobil dulu, nanti saja, bila memang sudah sangat perlu. sementara, aku akan membeli sesuatu yang sangat tidak perlu, untuk mengingatkanku untuk bersabar. ipod nano, mungkin?:D
Tuesday, September 13, 2005
Akhirnya
sekarang aku masih di kantor, sedang menemani seorang teman yang masih bekerja... dan aku tidak begitu ingin pulang. ruangan kosku hari ini entah kenapa terasa kosong sekali.
tadi pagi ibuku menelepon, ketika aku masih setengah tidur, mengatakan bahwa penghuni rumah kita di Bandung tidak jadi memperpanjang, alhasil ayah ibuku tidak dapat membantu aku secara finansial mengenai rencana aku membeli sebuah mobil. sebenarnya aku tidak begitu ingin menggunakan uang dari ayah ibuku, tapi kenyataannya walaupun aku mungkin dapat membeli sebuah mobil yang amat sangat murah, aku belum tentu mempunyai uang untuk dana suku cadang apabila perlu. aku kini mulai membeli koran tiap hari untuk mencari harga yang masih masuk akal, dan dapat menyisakan uang cukup banyak untuk dana suku cadang. moga-moga aku bisa menemukan mobil yang tepat, dengan harga yang tepat. aku tahu pasti aku akan dapat mobil yang mungkin lebih tua dari aku, tapi tidak apa-apa, yang penting bisa digunakan secara praktis dan murah.
Monday, September 12, 2005
Aku Tidak Bisa Hidup Tanpa Internet
aku sekarang berada di kantor temanku untuk menulis pesan pendek ini...
[diah: tuh... aku udah memperbaiki judulnya...]
Saturday, September 10, 2005
Terlipur Sementara
ada kawan mengadakan sebuah pesta perpisahan di bilangan Kemang, dan karena aku cukup dekat dengannya, aku pun turut serta. tapi itu nanti.
aku melewatkan makan malam yang cukup menyenangkan dengan seoranga wanita cantik, yang memiliki nafsu makan yang membuat gemas. aku diajak makan sesuatu yang cukup unik: satu scoop es krim bersama sebuah kue coklat yang mencengangkan; karena didalamnya terdapat cairan coklat yang cair dan hangat. rasanya luar biasa enak! aku rekomendasikan pada rekan-rekan.
lantas dari situ, aku menuju Kemang... dan mulailah kekhilafanku. sepertiga botol tequila tak terasa aku yang minum semua, dan malam berlanjut dengan agak tidak jelas...
namun cairan tersebut menjadi pelipur semu atas kesakitanku. semu, karena pagi ini teringat lagi, ditambah dengan sakit kepala yang luar biasa.
aku ingin lupa, tapi aku selalu ingat.
Crappy Internet Cafe
Later.
Friday, September 9, 2005
Cerita Kecil Pusat Kota
rupanya bis agak penuh hari itu, jadi kita tidak dapat tempat duduk. aku pun menarik Lusi, dan kita berjalan menuju belakang bis, di mana kita akan dapat lebih leluasa berdiri. bis pun mulai berjalan lagi, dengan sedikit tersendat, karena jalan agak tidak rata. kami tanpa sadar berpegangan pada tiang yang sama, dan tangan kami bersentuhan. benar-benar karena setengah kaget mata kita akhirnya saling berpandangan. walau hanya sedetik, seperti seumur hidup, dan seolah-olah banyak hal yang tidak mungkin tersampaikan dalam sekejap, saling tersampaikan. tangan kita pun bergerak mendekat, hingga berpegangan, dengan tiang bis menjadi saksi. di saat itu aku tahu, aku sayang dia, dan dia sayang aku juga.
Thursday, September 8, 2005
Dua Lampu Menerangi Ruangan Ungu
jangan ingat kata-kataku, tapi buatlah kata-katamu sendiri; jadilah saksi diri akan kenyataan dalam kepala, dan bukan dalam dunia sekitar.
Wednesday, September 7, 2005
Pagi Yang Cerah (Lagi)
aku kini mendambakan sebuah makanan yang banyak coklatnya... konon katanya enak, tapi aku belum pernah coba. tinggal tunggu saatnya.
Tuesday, September 6, 2005
Sepintas Langkah, Sebentar Saja
aku lapar, karena ternyata aku tidak menemukan buah di dahan ini. padahal dahan ini cukup panjang dan rimbun, cukup menjanjikan untuk mataku yang sederhana. mari kita lihat... apakah dahan lain memiliki buah serimbun daunnya? atau, malah aku memanjat pohon yang salah, atau memanjat pohon ini sebelum musim berbuahnya? mana aku tahu... yang aku tahu, aku lapar, dan aku akan tetap mencari.
Monday, September 5, 2005
The Rest Of The Weekend
After the showcase, which was great, by the way, I went to find a bite to eat with Sacha, catching up on current events, at Dimsum Festival Kemang, lately the "in" place for late-night dinners and hanging out.
Saturday: I went apartement-hunting with Tanti to Sudirman Park, which has a pretty good location in the middle of the city; but I guess I won't be investing any money in that area soon. We stopped by the All Men Expo, which reversely was filled with a lot of beautiful sales/promotion girls, and dropped by to say hi to Intan and the Boleh crew before heading to Sacha's place. We went to Ratu Plaza to do some shopping (groceries, DVDs) before dropping Tanti home and heading to Dharmawangsa Square to meet Coki, Sarah, Rama, Ines, Yadi and Jacky. To avoid an expensive dinner, we moved on to Radio Dalam until 2 AM. Yadi stayed over again.
Sunday: We woke up pretty early, considering we only slept at about 3 AM, to the car wash and for some breakfast; Yadi even managed to get a haircut. At 11 we headed out to our friend's wedding in Ragunan; we met a couple of friends there, and I met my ex who I haven't met in a year. It was an interestingly nonchalant encounter, and we caught up on basic facts and stories. It was good to see her, at any rate. I spent the rest of the day at home, in between DVDs and sleep, until later that night I just got up and drove around Jakarta, looking at the city lights, and speeding here and there just for the fun of it. Later I dropped by Mia's place, with her in the middle of work, and stayed until 2 AM again simply because I wasn't feeling sleepy yet, and there was a good episode of CSI on cable.
I still feel the odd hours of sleep eating away at me... so hopefully I'll have better sleep later tonight.
Berjalan Atau Berdiri Di Atas Roda?
jarak-jarak yang kutempuh selama kehidupanku di jakarta sebenarnya tidak banyak dilewati saat-saat jam kantor, namun justru saat malam hari serta akhir pekan. kehidupan sungguh terasa lebih praktis (kadang-kadang) saat menggunakan mobil; walaupun semakin hari, semakin tinggi biaya bensin, parkir dan kesabaran yang harus kita bayar untuk kepraktisan ini. aku sampai detik ini masih bingung, dan kenyataan bahwa sebentar lagi harga bensin dan parkir akan naik menambah kebingunganku.
belum soal mengumpulkan uang untuk membeli mobil, karena semenjak aku kecil, aku tidak pandai menyisihkan uang untuk sebuah keperluan yang lebih jangka panjang. barang-barang yang aku beli hampir semuanya adalah hasil membeli dengan tunai; hanya pesawat televisi aku yang aku cicil pakai kartu kredit yang juga baru. mungkin, dengan pemikiran pembelian sesuatu yang cukup mahal ini, aku bisa mulai belajar "menyisihkan" uang, kalaupun bukan menabung.
tapi... aku masih bingung. bila aku sudah punya mobil, aku mau pergi ke mana?
Sunday, September 4, 2005
Pagi Yang Cerah
Saturday, September 3, 2005
Marabahaya
Friday, September 2, 2005
Terpikir Dan Terbuat
terbentuklah sebuah aura yang kuat akan pikiran ini, menyelimutiku di setiap saat, dan mengingatkanku untuk tetap memberinya makanan dan minuman yang cukup, agar tetap menyala. Warna dari cahaya tubuhku harus tetap terang. kadang lebih baik aku tidak berpikir, dan membiarkan cahaya ini mengalir sejenak seiring pikiranku.
dan sepertinya memang ada banyak hal yang tidak mempunyai solusi... hanya bisa ditelan dengan segelas air dan sepotong permen manis.
Long Nights
Tuesday night: Plaza Senayan, to buy the long-awaited Tuck & Patti CD, dinner at KTS, then drinks at Sportsman Bar.
Wednesday night: dinner at Izzi Pizza, then ice cream at Scoops.
Thursday night: dinner at Plaza Indonesia, Zoom lounge for the album launch of Tompi, and then snacks at Aneka Bubur Radio Dalam.
Friday night: online sessions at Soho Music Plaza Semanggi, before showcases of Pure Saturday and Parkdrive.
All wrapped up by at least 1 AM, with early waking time the next day.
Less sleep, but more fun waking hours... :)
Thursday, September 1, 2005
Kemarin
namun entah kenapa dadaku sesak karena sesuatu yang membebani.
Cahaya yang seharusnya muncul tidak terbit hari ini, matahariku tidak terbit hari ini.
apakah kita bisa rindu pada sesuatu yang pasti ada? apakah kita akan rindu dengan sesuatu yang luar biasa, yang mungkin tak pernah dan tak akan ada?
mungkinkah kita merasakan kehampaan atas ketidakhadiran sesuatu yang hanya berlalu, tidak menetap? apakah kita bisa memegang sebuah bayangan?
sebentar saja kita jenguk sebuah kesepahaman yang tidak mengerti kenyataan, dan sejenak pula kita menghirup udara langit yang biru palsu atas kebohongan mata pada otak. sakit menjadi satu dengan loncatan menuju tebing seberang tanpa batas, tanpa tali, melompat terhadap sesuatu yang mungkin tak sampai. setengah dari ranjauku meledak di awan, setengah lagi aku jual untuk beli nasi.
apa yang harus dipercaya bila kata, tindak dan pikiran tak selaras, tak memiliki benang merah... apa yang harus kita dengarkan bila bumi tak berbicara, dan langit hanya mau bercengkerama dengan matahari dan awan? bulan mungkin akan datang menyusul bila matahari sudah pulang.
selamatkan dirimu dari sesuatu yang tak pernah ada. selamatkan diriku jua.